Monday, 31 October 2022

Relevankah Taaruf di Zaman sekarang?

Pada tulisan kali ini saya akan membahas mengenai taaruf yang mungkin tidak asing lagi dikalangan para anak muda, pada tulisan kali akan saya tuangkan dari pemikiran saya serta beberapa dalil penyerta

Pengertian taaruf sendiri secara etimologi adalah berasal dari kata ta'arafa-yata'arafu yang berarti saling mengenal. sedangkan secara terminologi bahwa taaruf merupakan sebuah proses perkenalan atau pengenalan antara dua keluarga yang memiliki niat dan maksud tertentu untuk menuju jenjang pernikahan dan sangat dianjurkan.

adapun proses tata pelaksanaan taaruf sendiri 

1. tidak ada status mahram antara keduanya

2. menggali data pribadi baik melalui CV maupun lainnya

3. nadzor

namun bila kita mau mencoba mengulik masa lalu/sejarah/sirah tentu pada zaman saat itu taaruf masih relevan mengingat pada zaman rosullulloh kualitas dari sahabat sahabat rosul tidak lagi diragukan kualitasnya, baik dari segi ilmu maupun kesiapan secara rohani maupun jasmani, di era rosululloh maupun ke khilafahan sangat jarang sekali ditemui yang namanya kriminalitas, krisis ekonomi berkepanjangan, kehidupan masyarakat kurang sejahtera, KDRT dll. karena pada zamannya itu kualitas manusia bisa dibilang sangat baik dan berkualitas rosulluloh SAW bersabda


عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بن مسعود رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُ، عَنِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: خَيْرُ النَّاسِ قَرْنِي، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ الَّذِينَ يَلُونَهُمْ، ثُمَّ يَجِيءُ أَقْوَامٌ تَسْبِقُ شَهَادَةُ أَحَدِهِمْ يَمِينَهُ، وَيَمِينُهُ شَهَادَتَهُ. رواه البخاري، ومسلم

Dari Abdullah bin Mas’ud, dari Nabi bersabda: ‘Sebaik-baik manusia adalah masaku, lalu orang-orang sesudah mereka, kemudian orang-orang sesudah mereka. Selanjutnya datang kaum-kaum yang kesaksian salah seorang mereka mendahului sumpahnya dan sumpahnya mendahului kesaksiannya.’ (HR al-Bukhari dan Muslim)

dalil di atas sudah menjadi bukti bahwa tidak lagi diragukan sahabat di zaman rosulluloh, sehingga tanpa CV pun hanyak sekedar kenal dari orang lain dan nadzar yang terbatas tidak perlu di khawatirkan kembali bagaimana kualitas pernikahan yang bakalan terjadi baik dari sisi perempuan maupun laki lakinya

pada zaman sahabat beberapa bidang baik bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan dan kesejahteraan masih di tanggung serta di kelola dengan baik oleh kepemimpinan saat itu, sehingga ada keterjaminan di bidang ekonomi, pendidikan, kesehatan dan keamanan setiap penduduk saat itu yang mana bidang bidang itu sangat berpengaruh sekali untuk keberlangsungan suatu negara terutama dibidang rumah tangga

namun apakah kondisi saat itu sama dengan saat ini? dan apakah masih bisa relevan taaruf dizaman sekarang? terutama di indonesia

tentu di zaman sekarang taaruf sudah tidak relevan lagi, mengapa? 

beberapa hal yang perlu di tinjau

1. menurut survey yang dilakukan BPS tahun 2020 tingkat kriminalitas di indonesia didaerah pedesaaan sebesar 36-45% , mengapa di perlukan data kriminalitas? karena untuk mengukur kualitas penduduk serta kemakmuran yang ada disuatu daerah, semakin tinggi tingkat kriminalitasnya semakin rendah tingkat kemakmuran serta kualitas masyarakat yang ada di situ. pada hasil di atas tentu sangat jauh yang ada pada zaman rosul dan sahabat

2. angka kemiskinan yang ada di indonesia menurut kementrian keuangan sekitar 9,54%. hal ini juga masih jauh pada zaman rosullulloh dan sahabat

3. kualitas kejujuran setiap warga negara indonesia yang jauh dari zaman rosul dan sahabat

4. tingkat pengangguran yang ada di indonesia yang masih tinggi ketimbang di zaman rosul dan sahabat

5. ekonomi, pendidikan, kesehatan, keamanan di indonesia masih jauh di banding zaman rosul dan sahabat

dari 4 point di atas tentu akan sangat membahayakan sekali bagi calon yang akan menikah jika menerapkan taaruf di zaman sekarang? mengapa?

1. bisa saja CV di palsukan demi maksud dan tujuan tertentu

2. kepribadian,sifat,watak jelek calon yang bisa saja di tutup tutupi demi maksud dan tujuan tertentu seperti mengincar tanah waris, harta, bahkan keindahan geometris sang calon

3. pola fikir dalam menyelesaikan masalah yang mungkin masih kanak kanak

bila kita hanya sebatas percaya pada omongan yang di ucapkan calon ataupun dari CV tentu akan sangat berbahaya dan sangat tidak rekomendasi bila hanya percaya dari ucapan dan CV

ada kaidah dalam islam yang berbunyi " Menolak Mafsadat Didahulukan daripada Mengambil Manfaat "

jadi kesimpulannya adalah taaruf dizaman sekarang sudah tidak relevan lagi untuk diterapkan, perlu dilakukan pembaruan nomenklatur baik secara terminologi maupun etimologi yang mungkin masih bisa digunakan qiyas oleh ulama kontenporer berwenang, demi menciptakan keharmonisan dan keamanan dalam berumah tangga


sekian, terima kasih


6 Comments

Wah, pas bgt pembahasannya. Saya sedang membaca buku ta'aruf 5.0 metode mengenal jodoh terbaik dengan cara Allah ridhai karya kang Abay

Ta'aruf bukanlah syarat ataupun rukun dalam menikah. Namun saling mengenali antara kedua insan yang akan menempuh hidup bersama adalah sebuah keharusan. Jikalau saling mengenal dalam Islam melalu ta'aruf agar menghindari zina dan menghadirkan barakah dalam pernikahan dengan cara seperti itu, lantas dengan cara seperti apalagi agar hal hal tersebut tidak hilang?

Di akhir kaliamat saya menyuguhkan hal yg mungkin bisa di jadikan solusi yaitu " pembeharuan nomenklatur baik secara etimologis dan terminologis, dan mungkin bisa menggunakan qiyas yg hanya ulama konteporer yg berwenang untuk melakukan hal tersebut

Tulisannya masih menggantung, belum ada penjelasan/pendapat dari penulis tentang cara apa yg bisa dilakukan untuk mengganti taaruf. Pacaran?, tentu pacaran jaman sekarang sudah melanggar QS. Al-Isra' ayat 32. Apa cara taaruf diperbaharui melampirkan skck, keterangan penghasilan, dll wkwkwkwk. Menurat sya taaruf di jaman sekarang masih relevan kok. Ragu dengan kejujuran atau profil yg manipulatif?, saya sih sangat berpegang teguh dengan QS Annur ayat 26.


EmoticonEmoticon

Note: only a member of this blog may post a comment.