Saturday, 4 March 2023

The Big Answer for the one question - part 1

Apakah tuhan membenarkan seluruh agama atau hanya 1 agama saja?

Mungkin pertanyaan ini adalah pertanyaan yang kita pertanyakan saat ini mengenai teologi/agama tentang apa yang kita yakini dan imani saat ini. bermula dari seorang kawan kuliah melontarkan pertanyaan ke saya " tuhan yang manakah yang benar bang? jangan jangan saat meninggal tuhan agama lain yang benar " pertanyaan itu kemudian sulit untuk saya jawab dan akhirnya saya lempar pertanyaan itu ke guru saya, dan dia pun tidak bisa menjawab secara pasti, beliau guru saya hanya memberikan clue dan tidak bisa menjawab secara pasti dan spesifikm beliau memberikan clue jika kebenaran itu terbagi beberapa macam namun untuk kasus tuhan manakah yang benar? beliau hanya memberikan 2 macam kebenaran yaitu kebenaran korespondensi dan koherensi, 

Apa itu kebenaran korespondensi? Kebenaran korespondensi adalah salah satu teori kebenaran yang menyatakan bahwa sebuah pernyataan atau proposisi dianggap benar jika memiliki korespondensi atau kesesuaian dengan kenyataan atau fakta yang ada di dunia nyata. Artinya, kebenaran suatu pernyataan dapat diuji melalui kesesuaiannya dengan fakta atau realitas yang dapat diobservasi atau diuji secara empiris.

Contohnya, jika seseorang mengatakan "bulan memiliki permukaan yang kasar", pernyataan tersebut dapat diuji kebenarannya dengan cara membandingkan dengan fakta atau bukti empiris yang ada. Jika fakta tersebut menyatakan bahwa bulan memiliki permukaan yang kasar, maka pernyataan tersebut dianggap benar berdasarkan teori kebenaran korespondensi.

Kemudian apa itu kebenaran koherensi? Kebenaran koherensi adalah teori kebenaran yang menyatakan bahwa sebuah pernyataan atau proposisi dianggap benar jika konsisten atau koheren tidak ada kontradiksi dengan proposisi atau pernyataan lain yang telah diterima atau diyakini sebagai benar. Artinya, kebenaran suatu pernyataan tidak ditentukan oleh kesesuaian dengan kenyataan atau fakta di dunia nyata, tetapi ditentukan oleh konsistensi atau keselarasan dengan proposisi atau pernyataan lainnya yang telah diterima atau diyakini sebagai benar.

Contohnya, jika seseorang buta mengatakan "pohon itu hijau", kebenaran pernyataan tersebut dapat diuji melalui konsistensinya dengan proposisi lain yang telah diterima atau diyakini sebagai benar, seperti "daun pohon memiliki klorofil yang memberikan warna hijau" atau "banyak jenis pohon memiliki daun yang berwarna hijau". Jika pernyataan "pohon itu hijau" konsisten dengan proposisi-proposisi tersebut, maka pernyataan tersebut dianggap benar berdasarkan teori kebenaran koherensi.

dalam kasus tuhan manakah yang benar? untuk kebenaran yang sifatnya korespondensi maka sudah bisa di pastikan tuhan tidak dapat di verifikasi kebenaran keberadaannya melalui pengamatan langsung atau eksperimental manapaun, namun ada 1 kebenaran yaitu kebenaran koherensi, kita bisa menggunakan kebenaran koherensi untuk menjawab apakah benar tuhan itu ada, dan jika ada tuhan mana yang benar?

kemudian guru saya memberikan clue, tinjau saja kitab suci tiap tiap agama apakah ada kontradiksi di dalamnya? jika ada maka bisa di pastikan yang ada di kitab suci tersebut bukan dari sang pencipta/tuhan, pada saat itu saya meyakini jika agama islam lah yang benar, karena selama hidup saya dalam mempelajari al'quran tidak saya temukan pernyataan yang saling kontradiktif dengan pernyataan lain. dan pada saat itu saya berkesimpulan jika tuhan agama islam lah yang benar karena pada ayat suci al-quran tidak ada pernyataan yang saling kontradiktif

namun beriring waktu saya merasa kurang yakin, dan timbul pertanyaan dalam benak saya? " jika agama selain islam salah, mengapa agama tersebut bisa bertahan dengan lama dan dengan pengikut yang tidak sedikit? seperti agama sawami lainnya kristen dan yahudi, jika agama kristen dan yahudi salah mengapa bisa banyak orang meyakininya dan konsisten ber ribu ribu tahun?

kemudian saya sontak bertanya pada guru saya kembali mengenai ayat suci dan kitab suci, saya bertanya apakah kebenaran ayat suci seperti firman tuhan itu sebuah aksioma (yg sudah pasti kebenarannya)? kemudian beliau menjawab jika dua hal tersebut sama maka perlu di pertegas kembali dimana persamaannya. kemudian saya jawab " sama sama sudah pasti kebenarannya " kemudian beliau menjawab dengan menggunakan analogi " geometri euclid memuat " untuk suatu garis g dan suatu titik t di luar garis g, maka ada tepat satu garis yang melewati titik t dan sejajar dengan g " sementara pada geometri non euclidian seperti geometri elipsoid memuat aksioma " untuk suatu garis g dan suatu titik t diluar garis g, maka tidak ada garis yang melewati titik t dan sejajar dengan g "

beliau guru saya mengatakan " tidak mungkin kedua aksioma ini benar karena saling kontradiksi ( satu bilang iya satu bilang tidak ) " padahal dua duanya benar. maka dapat di simpulkan aksioma pasti benar namun kebenarannya memiliki batas wilayah kebanaran. aksioma dalam geometri euclid salah dalam geometri non euclidian seperti elipsoid tadi

kemudian saya bandingkan kembali , pada geometri euclid " jumlah total sudut pada semua segitiga pastilah = 180° ",namun berbeda jika segitiga ditinjau dari geometri non euclid seperti geometri hiperbolik dimana " semua segitiga memiliki jumlah total sudut kurang dari 180° ",maka dari hal bisa di simpulkan kedua aksioma ini saling kontradiksi padahal sama sama benar

dari hal 2 di atas dimana aksioma atau kebenaran memiliki batas wilayah kebenarannya masing masing membuat saya berfikir, " BAGAIMANA JIKA agama agama yang ada di dunia saat ini adalah wadah seperti geometri eculid, non euclid seperti hiperbolik dan elipsoid dan ayat dari kitab suci masing masing agama ibaratkan axioma yang ada di matematika yang benar namun memiliki batas wilayah nya masing masing

kita selama ini kerap menyalahkan agama lain karena menggunakan axioma/sifat sifat yang ada di dalam agama kita sendiri yang ada di kitab suci, seperti " jika manusia (yesus) dilahirkan tanpa ayah di anggap tuhan maka nabi adam harusnya adalah tuhan, adalah pernyataan benar namun keliru dalam penepatannya

untuk melihat suatu pernytaan dalam agama itu benar atau salah maka kita harus menggunakan sfiat sifat/identitas/axioma yang ada pada agama itu sendiri, jika tidak ada kontradiksi maka sudah bisa di pastikan benar, jika ada kontradiksi maka patut di curigai jangan jangan kita salah menilai pernytaan kebenaran agama lain menggunakan sifat sifat/identitas/axioma yang ada pada agama kita sendiri

Salah seorang youtuber mengatakan " tuhan adalah sesuatu yang tidak bisa di defenisikan " jika tidak bisa di defenisikan maka tidak ada suatu kebenaran yang universal yang bisa medefenisikan tuhan itu sendiri, oleh sebab itu kesimpulannya " SEMUA AGAMA BISA SAJA BENAR DI MATA TUHAN YANG MAHA TAK TERDEFENISIKAN " karena kebenaran itu sendiri ternyata memiliki batas wilayah masing masing

saya berharap pendapat yang saya lontarkan salah, karena saya sebagai penulis sendiri belum bisa menerima kesimpulan ini sendiri

This Is The Newest Post


EmoticonEmoticon

Note: only a member of this blog may post a comment.