Proses reproduksi pada manusia meliputi:
A. Spermatogenesis
Proses pembentukan dan pemasakan spermatozoa disebut spermatogenesis.
Pada tubulus seminiferus testis terdapat sel-sel induk spermatozoa atau
spermatogonium, sel Sertoli yang berfungsi memberi makan spermatozoa
juga sel Leydig yang terdapat di antara tubulus seminiferus yang
berfungsi menghasilkan testosteron. Proses pembentukan spermatozoa
dipengaruhi oleh kerja beberapa hormon.
Kelenjar hipofisis menghasilkan hormon perangsang folikel (Folicle
Stimulating Hormone/FSH) dan hormon lutein (Luteinizing Hormone/LH). LH
merangsang sel Leydig untuk menghasilkan hormon testosteron. Pada masa
pubertas, androgen/testosteron memacu tumbuhnya sifat kelamin sekunder.
FSH merangsang sel Sertoli untuk menghasilkan ABP (Androgen Binding
Protein) yang akan memacu spermatogonium untuk memulai proses
spermatogenesis. Proses pemasakan spermatosit menjadi spermatozoa
disebut spermiogenesis. Spermiogenesis terjadi di dalam epididimis dan
membutuhkan waktu selama 2 hari.
Proses Spermatogenesis : Spermatogonium berkembang menjadi sel
spermatosit primer. Sel spermatosit primer bermiosis menghasilkan
spermatosit sekunder, spermatosit sekunder membelah lagi menghasilkan
spermatid, spermatid berdiferensiasi menjadi spermatozoa masak. Bila
spermatogenesis sudah selesai, maka ABP testosteron (Androgen Binding
Protein Testosteron) tidak diperlukan lagi, sel sertoli akan
menghasilkan hormon inhibin untuk memberi umpan balik kepada hipofisis
agar menghentikan sekresi FSH dan LH.
Spermatozoa akan keluar melalui uretra bersama-sama dengan cairan
yang dihasilkan oleh kelenjar vesikula seminalis, kelenjar prostat dan
kelenjar cowper. Spermatozoa bersama cairan dari kelenjar-kelenjar
tersebut dikenal sebagai semen atau air mani. Pada waktu ejakulasi,
seorang laki-laki dapat mengeluarkan 300 – 400 juta sel spermatozoa.
B. Oogenesis
Di dalam ovarium janin sudah terkandung sel pemula atau oogonium.
Oogonium akan berkembang menjadi oosit primer. Saat bayi dilahirkan
oosit primer dalam fase profase pada pembelahan meiosis. Oosit primer
kemudian mengalami masa istirahat hingga masa pubertas.
Pada masa pubertas terjadilah oogenesis. Oosit primer membelah secara
meiosis, menghasilkan 2 sel yang berbeda ukurannya. Sel yang lebih
kecil, yaitu badan polar pertama membelah lebih lambat, membentuk 2
badan polar. Sel yang lebih besar yaitu oosit sekunder, melakukan
pembelahan meiosis kedua yang menghasilkan ovum tunggal dan badan polar
kedua. Ovum berukuran lebih besar dari badan polar kedua.
Pengaruh Hormon dalam Oogenesis. Kelenjar hipofisis menghasilkan
hormon FSH yang merangsang pertumbuhan sel-sel folikel di sekeliling
ovum. Ovum yang matang diselubungi oleh sel-sel folikel yang disebut
Folikel Graaf, Folikel Graaf menghasilkan hormon estrogen. Hormon
estrogen merangsang kelenjar hipofisis untuk mensekresikan hormon LH,
hormon LH merangsang terjadinya ovulasi. Selanjutnya folikel yang sudah
kosong dirangsang oleh LH untuk menjadi badan kuning atau korpus luteum.
Korpus luteum kemudian menghasilkan hormon progresteron yang berfungsi
menghambat sekresi DSH dan LH. Kemudian korpus luteum mengecil dan
hilang, sehingga aklurnya tidak membentuk progesteron lagi, akibatnya
FSH mulai terbentuk kembali, proses oogenesis mulai kembali.
Catatan : Pada laki-laki spermatogenesis terjadi seumur hidup, dan
pelepasan spermatozoa dapat terjadi setiap saat. Pada wanita, ovulasi
hanya berlangsung sampai umur sekitar 45 – 5O tahun. Seorang wanita
hanya mampu menghasilkan paling banyak 400 ovum selama hidupnya,
meskipun ovarium seorang bayi perempuan sejak lahir sudah berisi 500
ribu sampai 1 juta oosit primer.
C. Siklus Menstruasi
Setiap bulan wanita melepaskan satu sel telur dari salah satu
ovariumnya. Bila sel telur ini tidak mengalami pembuahan maka akan
terjadi perdarahan (menstraasi). Menstruasi terjadi secara perfodik satu
bulan sekali. Saat wanita tidak mampu lagi melepaskan ovum karena sudah
habis tereduksi, menstruasi pun menjadi tidak teratur lagi, sampai
kemudian terhenti sama sekali. Masa ini disebut menopause.
Siklus menstruasi terjadi pada manusia dan primata. Sedang pada
mamalia lain terjadi siklus estrus. Bedanya, pada siklus menstruasi,
jika tidak terjadi pembuahan maka lapisan endometrium pada uterus akan
luruh keluar tubuh, sedangkan pada siklus estrus, jika tidak terjadi
pembuahan, endomentrium akan direabsorbsi oleh tubuh.
Umumnya siklus menstruasi terjadi secara periodik setiap 28 hari (ada
pula setiap 21 hari dan 30 hari) yaitu sebagai berikut : Pada hari 1
sampai hari ke-14 terjadi pertumbuhan dan perkembangan folikel primer
yang dirangsang oleh hormon FSH. Pada seat tersebut sel oosit primer
akan membelah dan menghasilkan ovum yang haploid. Saat folikel
berkembang menjadi folikel Graaf yang masak, folikel ini juga
menghasilkan hormon estrogen yang merangsang keluarnya LH dari
hipofisis. Estrogen yang keluar berfungsi merangsang perbaikan dinding
uterus yaitu endometrium yang habis terkelupas waktu menstruasi, selain
itu estrogen menghambat pembentukan FSH dan memerintahkan hipofisis
menghasilkan LH yang berfungsi merangsang folikel Graaf yang masak untuk
mengadakan ovulasi yang terjadi pada hari ke-14, waktu di sekitar
terjadinya ovulasi disebut fase estrus. Selain itu, LH merangsang
folikel yang telah kosong untuk berubah menjadi badan kuning (Corpus
Luteum). Badan kuning menghasilkan hormon progesteron yang berfungsi
mempertebal lapisan endometrium yang kaya dengan pembuluh darah untuk
mempersiapkan datangnya embrio. Periode ini disebut fase luteal, selain
itu progesteron juga berfungsi menghambat pembentukan FSH dan LH,
akibatnya korpus luteum mengecil dan menghilang, pembentukan progesteron
berhenti sehingga pemberian nutrisi kepada endometriam terhenti,
endometrium menjadi mengering dan selanjutnya akan terkelupas dan
terjadilah perdarahan (menstruasi) pada hari ke-28. Fase ini disebut
fase perdarahan atau fase menstruasi. Oleh karena tidak ada progesteron,
maka FSH mulai terbentuk lagi dan terjadilan proses oogenesis kembali.
D. Pembentukan Embrio
Peristiwa fertilisasi terjadi di saat spermatozoa membuahi ovum di
tuba fallopii, terjadilah zigot, zigot membelah secara mitosis menjadi
dua, empat, delapan, enam belas dan seterusnya. Pada saat 32 sel disebut
morula, di dalam morula terdapat rongga yang disebut blastosoel yang
berisi cairan yang dikeluokan oleh tuba fallopii, bentuk ini kemudian
disebut blastosit. Lapisan terluar blastosit disebut trofoblas merupakan
dinding blastosit yang berfungsi untuk menyerap makanan dan merupakan
calon tembuni atau ari-ari (plasenta), sedangkan masa di dalamnya
disebut simpul embrio (embrionik knot) merupakan calon janin. Blastosit
ini bergerak menuju uterus untuk mengadakan implantasi (perlekatan
dengan dinding uterus).
Pada hari ke-4 atau ke-5 sesudah ovulasi, blastosit sampai di rongga
uterus, hormon progesteron merangsang pertumbuhan uterus, dindingnya
tebal, lunak, banyak mengandung pembuluh darah, serta mengeluarkan
sekret seperti air susu (uterin milk) sebagai makanan embrio.
Enam hari setelah fertilisasi, trofoblas menempel pada dinding uterus
(melakukan implantasi) dan melepaskan hormon korionik gonadotropin.
Hormon ini melindungi kehamilan dengan cara menstrimulasi produksi
hormon estrogen dan progesteron sehingga mencegah terjadinya menstruasi.
Trofoblas kemudian menebal beberapa lapis, permukaannya berjonjot
dengan tujuan memperluas daerah penyerapan makanan. Embrio telah kuat
menempel setelah hari ke-12 dari fertilisasi.1.
Pembuatan Lapisan Lembaga. Setelah hari ke-12, tampak dua lapisan
jaringan di sebelah luar disebut ektoderm, di sebelah dalam endoderm.
Endoderm tumbuh ke dalam blastosoel membentuk bulatan penuh. Dengan
demikian terbentuklah usus primitif dan kemudian terbentuk Pula kantung
kuning telur (Yolk Sac) yang membungkus kuning telur. Pada manusia,
kantung ini tidak berguna, maka tidak berkembang, tetapi kantung ini
sangat berguna pada hewan ovipar (bertelur), karena kantung ini berisi
persediaan makanan bagi embrio.
Di antara lapisan ektoderm dan endoderm terbentuk lapisan mesoderm.
Ketiga lapisan tersebut merupakan lapisan lembaga (Germ Layer). Semua
bagian tubuh manusia akan dibentuk oleh ketiga lapisan tersebut.
Ektoderm akan membentuk epidermis kulit dan sistem saraf, endoderm
membentuk saluran pencernaan dan kelenjar pencernaan, mesoderm membentuk
antara lain rangka, otot, sistem peredaran darah, sistem ekskresi dan
sistem reproduksi.
Membran (Lapisan Embrio). Terdapat 4 macam membran embrio, yaitu :
a. Kantung Kuning Telur (Yolk Sac)
Kantung kuning telur merupakan pelebaran endodermis berisi persediaan
makanan bagi hewan ovipar, pada manusia hanya terdapat sedikit dan
tidak berguna.
b. Amnion
Amnion merupakan kantung yang berisi cairan tempat embrio mengapung, gunanya melindungi janin dari tekanan atau benturan.
c. Alantois
Pada alantois berfungsi sebagai organ respirasi dan pembuangan sisa
metabolisme. Pada mammalia dan manusia, alantois merupakan kantung kecil
dan masuk ke dalam jaringan tangkai badan, yaitu bagian yang akan
berkembang menjadi tall pusat.
d. Korion
Korion adalah dinding berjonjot yang terdiri dari mesoderm dan
trofoblas. Jonjot korion menghilang pada hari ke-28, kecuali pada bagian
tangkai badan, pada tangkai badan jonjot trofoblas masuk ke dalam
daerah dinding uterus membentuk ari-ari (plasenta). Setelah semua
membran dan plasenta terbentuk maka embrio disebut janin/fetus.
Plasenta atau Ari-Ari. Plasenta atau ari-ari berbentuk seperti cakram
dengn garis tengah 20 cm, dan tebal 2,5 cm. Ukuran ini dicapai pada
waktu bayi akan lahir tetapi pada waktu hari 28 setelah fertilisasi,
plasenta berukuran kurang dari 1 mm. Plasenta berperan dalam pertukaran
gas, makanan dan zat sisa antara ibu dan fetus. Pada sistem hubungan
plasenta, darah ibu tidak pernah berhubungan dengan darah janin,
meskipun begitu virus dan bakteri dapat melalui penghalang (barier)
berupa jaringan ikat dan masuk ke dalam darah janin.
Catatan : Makin tua kandungan, jumlah estrogen di dalam darah makin
banyak, progesteron makin sedikit. Hal ini berhubungan dengan sifat
estrogen yang merangsang uterus untuk berkontraksi, sedangkan
progesteron mencegah kontraksi uterus. Hormon oksitosin yang dihasilkan
oleh kelenjar hipofisis jugs berperan dalam merangsang kontraksi uterus
menjelang persalinan. Progesteron dan estrogen juga merangsang
pertumbuhan kelenjar air susu, tetapi setelah kelahiran hormon prolaktin
yang dihasilkan kelenjar hipoftsislah yang merangsang produksi air
susu.
E. Kontrasepsi
Kontrasepsi adalah suatu cara yang bertujuan mencegah terjadinya pembuahan, terdapat beberapa metode, antara lain:
a. Tanpa Alat Bantu
Dengan cara tidak melakukan koitus pada masa subur wanita (hari 12 –
16 siklus haid). Cara ini dikenal dengan nama sistem kalender atau
abstinensi.
b. Menggunakan Alat Bantu
Mencegah pertemuan ovum dengan spermatozoa, dapat dilakukan dengan
berbagai alat bantu, misalnya : kondom, spiral, jelly, dan lain-lain.
c. Sterilisasi
Sterilisasi dilakukan dengan mengikat/memotong saluran vas defereus
dikenal dengan istilah vasektomi, atau mengikat/memotong tuba fallopii
dikenal dengan istilah tubektomi.
EmoticonEmoticon
Note: only a member of this blog may post a comment.